Selasa, 02 Maret 2010

Pengamalan pancasila di masyarakat,dalam bidang agama, dan bidang social

Pancasila mengandung nilai dasar yang bersifat tetap, tetapi juga mampu berkembang secara dinamis. Dengan perkataan lain, Pancasila menjadi dasar yang statis, tetapi juga menjadi bintang tuntunan (lightstar) dinamis. Oleh karena itu, Pancasila disebut sebagai ideologi terbuka, yang mengandung nilai-nilai dasar seperti tentang cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai instrumental yang merupakan arahan kebijakan, strategi, sasaran yang dapat disesuaikan dengan tuntutan zaman.

Sebagai nilai dasar ideologi negara tidak boleh berubah. Yang dapat berubah adalah nilai-nilai instrumental yang merupakan pengamalan, pengembangan, dan pengayaan nilai-nilai dasar. Pancasila juga sebagai dasar dan ideologi negara, yaitu sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara.

Suasana kebatinan itu di antaranya adalah cita-cita negara yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Ada cita-cita untuk mewujudkan persatuan yang melindungi dan meliputi seluruh bangsa, mengatasi paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan, mewujudkan keadilan sosial, dan negara yang berkedaulatan rakyat.

Setiap orang di rumah tangga, sekolah, perusahaan, RT, RW, kota, kabupaten dst. harus mengimplementasikan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dan dengan berpegang teguh kepada prinsip “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Dengan demikian sebenarnya kalau semua orang di negara Indonesia ini, mulai dari keluarga sampai negara mau melakukan seluruh tugas tanggung jawab pekerjaan dan jabatannya dengan selalu berprinsip kepada “Ketuhanan Yang Maha Esa”, maka otomatis Pancasila sudah menjadi ideologi, falsafah dan dasar negara.

Untuk menjaga agar Pancasila tetap sakti dan lestari, harus dilakukan peningkatan pemahamannya pada semua lapisan masyarakat. Yang lebih penting lagi, para pemimpin harus menjadi teladan dalam pengamalan Pancasila. Pancasila akan menjadi ideologi yang kuat apabila diamalkan dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kini saatnya kita menerapkan nilai-nilai Pancasila agar berdayaguna membangun kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial di tengah-tengah arus globalisasi dan kaidah-kaidah kapitalisme. Kapitalisme dan pasar bebas hanya menguntungkan individu-individu bermodal besar (investor). Akibatnya, kemiskinan semakin merajalela. Modernitas dan globalisasi bukan membuat manusia dunia semakin sejahtera, tapi sebaliknya semakin sengsara.

Tantangan kita ke depan adalah menghadirkan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam membuat kebijakan publik. Apa gunanya kita berkoar-koar tentang keagungan Pancasila, jika kebijakan yang kita keluarkan tidak berpijak pada nila-nilai ketuhanan (sila pertama), kemanusiaan (sila kedua), memperat persatuan (sila ketiga), tidak bijaksana (sila keempat), dan keadilan sosial (sila kelima). Sebagian dari kita malah hanyut dalam derap langkah sekularisme, kekerasan, dan “keadilan kaum kapitalis”.

Kini, para elit tidak perlu mengatakan kesadaran ber-Pancasila menipis yang ditujukan kepada pihak-pihak lain. Namun jauh lebih penting dari itu, elit politik dan para pejabat negara harus menunjukkan sikap dan perilaku yang bermoral serta mengambil kebijakan yang sesuai dengan semangat Pancasila. Nilai-nilai Pancasila harus diaktualisasikan.
Sumber Tautan :
http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AgzPvpRHFOD47xEN0O0raVHJRAx.;_ylv=3?qid=20080527051357AAbGRwb
http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=AuQIONj3jYteOC0wabE9X0TJRAx.;_ylv=3?qid=20100105021415AAcmgEc
http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Aqwg6WmebOY5ZdKB_Xva_L7JRAx.;_ylv=3?qid=20090210020000AAOMl2e
http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Aj0qkRl_nopkSZGDTww9AwPJRAx.;_ylv=3?qid=20100115064022AAHkUuL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar